Sekolah kami kebetulan mendapatkan undangan untuk mengikuti Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (PSB) di Anyer tanggal 19 – 21 September 2011, Kebetulan saya menjadi wakil peserta dari pesantren untuk mengikutinya.
Ada beberapa syarat yang harus di penuhi untuk mengikuti pelatihan tersebut, diantaranya adalah guru TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) dan teknisi multimedia. Selain itu peserta harus membawa Surat Tugas dari Sekolah dan Diknas Kabupaten. Maka dengan segera saya mengurusnya agar dapat dibawa pada saat pelatihan.
Surat Tugas dari sekolah yang di buat oleh kepala sekolah telah di buat, tinggal mengurus Surat Tugas dari Depdiknas Kabupaten. Untuk mengurusnya karena kesibukan lain saya di pondok, maka saya urus hal itu sambil berangkat pelatihan ke Anyer. Maka pada tanggal 19 September pagi pagi saya bergegas ke Diknas KabupatenTangerang dulu baru nanti ke Anyer, untuk mempercepat waktu. Jam setengah 10 saya sudah sampai di Kantor Diknas Kabupaten tangerang. Setelah bersusah payah mencari parkir yang semrawut di jalan sekitaran kantor pemerintahan di tangerang, saya masuk ke ruang di Bagian SMU, karena saya mewakili sekolah sebagai guru TIK SMU sesuai undangan yang tertera pada pelatihan tersebut.
Setelah mengucap salam dan di persilakan masuk, saya begitu kaget melihat ruangan Bagian SMU di DIknas Kabupaten tangerang ini yang terasa sangat kumuh, meja kerja yang udah pada kropos dengan penyusunan yang tidak teratur, kertas berantakan dimana mana, bau tembakau yang tak sedap terasa sekali di ruangan itu, ada sekitaran 7 sampai 8 orang yang berada dalam ruangan itu, diantara mereka hanya 2 orang pegawai perempuan yang ga ngrokok, selainnya “Klepas Klepus” menikmati isapan tembakaunya, sambil ber “fb” an ria. Saya bisa membedakan mereka itu lagi kerja apa fb an, berdasarkan analisa logika saya, mereka lagi ngetik, sesekali sambil pegang mouse dan klik, sambil “senyam senyum” sesekali terdengar umpatan “ Ah ! Dasar lo ! “ dan banyak ungkapan umpatan yang lain dan sesekali tertawa terbahak bahak. kalo ga lagi chating atau comment status ngapain lagi mereka ? ada satu orang yang bikin aku ngelus dada, di kantor yang kumuh itu, pegawai yang berkacamata dan berbadan kecil, dan kelihatannya paling muda dibanding dengan pegawai lainnya, dengaan headset di telinganya, dengan gaya isapan rokoknya yang kaya kereta, di depan laptop yang saya ga bisa menilai dia itu lagi kerja, berteriak teriak “nyonya nyanyi” seperti di kamar mandi aja, seakan tidak menghiraukan pegawai pegawai senior yang ada di sekelilingnya, di tambah ada beberapa tamu yang ada di situ termasuk saya. Yang kelihatan kerja berdasarkan pengamatan saya, adalah ibu ibu hamil kelihatan sangat sibuk melakukan pengecekan map map yang ada di sana, sedangkan ibu ibu yang satunya dandan mulu keliatannya, apa paginya belum mandi ya sehingga keliatan belum pede sampai harus ngaca sambil mbenerin jilbabnya.
Bukan Cuma itu yang menjadi persoalan di benak ku, selembar surat tugas yang dari jam setengah 10 saya pinta, nggak kelar juga setelah saya tunggu sampai jam 2 siang. Ughft.. mereka itu kurang gaji apa gimana sih ??? Aku paling “Neg” sama Si ibu ibu yang suka dandan itu yang kebetulan dia ngurusin Surat Tugas aku, alas an pertama Surat dari Diknas Propinsi belum nyampai ke Diknas Kabupaten, “Ini gimana sih ??” kegiatan pelatihan yang di biayai oleh APBD yang tidak kecil biaya nya tentunya, begitu kurang koordinasinya antara kabupaten dan propinsi. Oke lah, tapi kan tinggal telpone ke Diknas Propinsi untuk konfirmasi tentang hal ini, selesai urusannya kan ?? tapi dengan berbagai alas an, si ibu ini belum mau membuatkan surat tugas. Akhirnya setelah membujuk, dia mengiya kan untuk membuat surat tugas berdasarkan undangan Diknas propinsi yang di kirimkan ke saya melalui email.
Setelah beberapa menit kulihat ibu itu masih belum keliatan mengerjakan Surat Tugas saya, sampai akhirnya dia nyuruh pegawai yang lain untuk membuatkan surat itu, dan dengan se enaknya dia pergi katanya mau ngurusin makan siang pegawai ! Ughft ! sabar… sabar…. !!
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya selesailah surat tugas di ketik, setelah saya pertanyakan, ternyata surat tugasny masih nunggu di tanda tangan oleh kepala dinas Kabupaten, yang saat itu Kadin nya masih di Tiga Raksa, yang aku pikir butuh perjalanan 1 jam kesini jika tidak macet !!
Ndongkol bener rasanya, okelah aku sabar menunggu !
Setelah beberapa saat Kadin nya dateng, karena aku liat ada seseorang datang dengan mobil Kijang ber plat no Merah, dan begitu masuk ruangan kantor itu, suasana jadi berubah, pegawai sok sibuk nyalamin, ada yang minta tanda tangan, ada yang semula duduk seenaknya trus menjadi mendadak sopan, dan sudah terasa ada kegiatan layaknya orang kerja di situ.
Aku sempet bernapas lega, Suratku segera jadi nih, disamping perut aku sudah miss call mulu, karena saat itu jam juga sudah menunjukkan jam 2 kurang seperempat, berarti perutku sudah telat kurang lebih dua jam untuk di isi.
Beberapa saat kemudian, terlihat Si bapak Kadin ini keluar lagi meninggalkan ruangan, dengan segera aku nyamperin si Bapak yang bikin surat tugasku, biar cepet berangkat aku ke anyer, pikirku.
Tapi apa pasal, setelah menunggu, ternyata Surat nya belum di tanda tangan juga dengan berbagai alas an.
Begitu memuncak emosiku saat itu, 4 jam sudah waktu ku sia sia di Diknas Kabupaten Tangerang, Cuma nunggu selembar surat yang kalo di ketik oleh santri ku, paling juga 10 menit sudah selesai. Seakan tanpa di aba aba, aku samperin bapak yang bikin surat tugas ku, dengan nada sedikit tinggi, aku bilang “ Udah pak, saya ga usah pake surat tugas segala, kalo emang nanti saya di tolak di sana, saya nggak ikutan pelatihan juga nggak papa” ! Dengan emosi yang masih sebesar kelapa mungkin, aku bergegas meninggalkan ruangan itu.
Ughft ! bisa separah ini layanan public sekelas Depdiknas yang memakan 20 % Anggaran pemerintah, Anggaran terbesar dibanding dengan plot anggaran yang lain ??????
Kapan pendidikan anak anak kita akan maju seperti yang kita harapkan, kalo dinas pendidikan yang semestinya menjadi pengayom, pendorong berkembanya laju pendidikan seperti itu pelayanannya.
Tidak pantas rasanya kita salahkan anak didik kita kalo sering tawuran, sering kurang hormat dengan gurunya, sering meninggalkan kelas seenaknya, sering MEROKOK melebihi kepantasan umur ?????
Ya Sudah lah… semoga kita sebagai pendidik tetap semangat untuk memajukan bangsa ini di bidang pendidikan, tanpa pelatihan pun, kita tetep bikin RPP, bahan ajar, kreatifitas mengajar, mengembangkan Sumber belajar, dan mendidik anak anak kita dengan pendidikan karakter yang sudah sejak lama diterapkan di pesantren sebelum pemerintah menggembar nggemborkan Pendidikan karakter.

Mohon Maaf,

Wassalam