LAPORAN DAN KAJIAN TENTANG PROFESI SOFTWARE ENGINEERING


Tugas pak romi emang kadang menakutkan, hehehe...
Setelah sekian lama "ngosak ngasik" mbah google tentang software engineering, kayaknya semakin puyeng aja dibuatnya, karena materi yang aku cari Software Engineering, materi yang langka, setiap aku ketemu, pasti sumbernya itu itu aja, dan bentuk nya copy paste.Jadi bingung.. tapi minimal aku bisa menumbuhkembangkan lagi minat baca yang semenjak SMP udah mulai punah dalam kebiasaanku (walah... lama banget ya otaknya cuti tuk baca), dari membaca itu, aku juga sedikit bisa membandingkan berbagai tulisan tentang software engineering, ya minimal membandingkan gaya tulisan, trus bentuk tampilan webnya... dan sedikit bisa membandingkan isi materi yang terkandung di dalamnya,
Bukan muji pak romi biar dapet nilai bagus, tapi emang salut buat pak Romi, Concern nya dalam dunia IT emang telah mendarah daging di kehidupannya. Bukan seperti si "Ro# Su###" yang sok jadi pakar telematika itu, tulisannya hampir ga ada di dunia maya, karyanya cuman sekedar ngomong doang menggunakan teknologi rendahan.
Kembali tentang Kajian Profesi Software Engineering, saya akan mengutip sebuah jurnal karya Romi Satria Wahono, yang saya ambil dari Http://www.romisatriawahono.net
yang berjudul "Software Engineer Sebagai Sebuah Profesi"


Software Engineer Sebagai Sebuah Profesi
by Romi Satria Wahono

softwareengineer.jpgSaya mendapat satu slot waktu untuk berbicara tentang profesi Software Engineer pada acara PHP Developers Day 2008 di PDII LIPI tanggal 19 Juni 2008 kemarin. Sebenarnya bingung juga mau ngomong apa :) . Karena yang ke arah technical sudah cukup diwakili om Luri, om Rama, om Irving, om Riyogarta dan om Risman, akhirnya saya putuskan untuk menarik proyeksi ke titik lebih tinggi, “nggedabrus” masalah yang lebih strategis, relatif abstrak dan mungkin buram alias nggak jelas … hehehe. Acara PHP Developers Day 2008 yang dibikin LIPI, IlmuKomputer.Com, dan Zend ini memang unik. Moderatornya nggak jelas karena dipegang om Hendro yang kadang ijin untuk ngurus kambingnya di luar :) , jadinya waktu bisa cepet or molor sesuai dengan mood pembicaranya … hehehe. Tapi yang pasti makanannya uenak, maknyus, jempol dua :)

Diskusi saya awali dengan data yang menarik, 10 orang terkaya di Indonesia dan 10 orang terkaya di Amerika. Di Indonesia, ada nama nama Aburizal Bakri, Sukanto Tanoto, dsb. Sedangkan di Amerika, Bill Gates tak tergoyahkan, diikuti Paul Allen, Larry Ellison (Oracle), dsb. Ada sesuatu fenoma unik apabila kita lakukan komparasi pada kedua data ini. Olala, orang terkaya di Indonesia sebagian besar karena bisnis yang berhubungan dengan sumber daya alam (minyak, batubara, emas, dsb), sebagian lagi adalah broker, dan boleh dikatakan sebagian besar kaya karena keturunan. Di lain sisi, sebagian besar orang Amerika yang masuk daftar sebagai orang terkaya, hampir tidak ada yang berbisnis sumber daya alam, semuanya bermain di knowledge capital alias berbasis pengetahuan. Bahkan data menunjukkan bahwa mereka memang orang besar yang memulai bisnis dari kecil, pekerja keras, berkubang lumpur, dan di waktu mudanya mereka sangat memahami masalah teknis berhubungan dengan bisnisnya.

Bagaimanapun juga, sumber daya alam akan habis dalam waktu dekat, otomatis bisnis dengan cara seperti ini tidak akan bertahan lama. Indonesia dan SDMnya mau tak mau harus memikirkan untuk mencoba bermain di bisnis berbasis knowledge capital yang relatif bisa bertahan lebih lama. Software engineer adalah profesi dan peluang baru yang saya yakin akan menjadi besar di Indonesia. Di Amerika sendiri, dalam beberapa tahun ini software engineer bertahan di nomor urut pertama untuk 50 best jobs in America. Bahkan dominasi software engineer mengalahkan profesi university professor, financial adviser dan human-resources manager.

Tidak bisa dipungkiri bahwa seperti juga negara berkembang lain dalam fase pembangunan fisik (infrastruktur), mungkin network engineer lebih “laku dijual” daripada software engineer. Tapi kalau kita mau mempelajari laporan IDC Professional Developer Model pada tahun 2004, diperkirakan jumlah pengembang profesional di Indonesia adalah 56.500 orang (menyumbang 0.5% dunia) dan akan meningkat sampai 71.600 orang di tahun 2008. Jumlah software house di Indonesia juga tercatat meningkat ke arah diatas 250 perusahaan, dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada 5 tahun mendatang. Ini modal besar dan tentu peluang yang sangat besar yang sayang kalau dilewatkan.

Setelah menyajikan analisa berbagai data, saya masuk ke sedikit sejarah dan teori bagaimana terminologi software engineering muncul. Diawali sebuah conference bertema pengembangan software di tahun 1969, yang dipicu terjadinya software crisis di dunia. Software crisis muncul karena lahirnya komputer generasi ke 3 yang sudah mulai menggunakan IC, bentuk komputer lebih kecil dan perubahan berbagai teknologi semakin memudahkan kita mengembangkan software berskala besar. Masalahnya, ini tidak diimbangi oleh adanya metodologi yang tepat berhubungan dengan bagaimana software yang kompleks dikembangkan. Industri dan pengembangan software tidak bisa lagi dipandang lagi seperti industri kerajinan tangan atau perkebunan. Pendekatan informal tidak cukup efektif baik secara biaya, waktu dan kualitas dalam pengembangan software. Metodologi dan proses yang standard, termasuk juga software engineering body of knowledge kemudian disusun dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan riset dan teknologi. Software engineering menjelma menjadi sebuah disiplin ilmu baru. Pekerjaan yang berhubungan dengannya akhirnya mengkristal menjadi suatu profesi unik yang sangat di cita-citakan para mahasiswa jurusan computing di berbagai belahan dunia. Apa itu? Software Engineer ? Ya iya lah, masak ya iya dong … hehehe

Diskusi saya tarik kembali ke Indonesia, ada banyak hal yang harus disiapkan dalam membentuk SDM dengan profesi software engineer ini. Paling tidak yang saya perhatikan perlu kita benahi dan soroti adalah sebagai berikut:

*
Memperbaiki kurikulum pendidikan jurusan computing, khususnya bidang Software Engineering termasuk untuk development technique, standard methodology, certification, management, dan entrepreneurship
*
Keterlibatan pemerintah diperlukan dalam membuat pipa antara software developer dan pasar, juga masalah kebijakan proteksi ke perusahaan software lokal
*
Mengarahkan SDM software engineer kita untuk memiliki keunggulan defacto (kreatifitas) dan keunggulan dejure (degree) sekaligus, dalam level sesuai dengan kemampuan yang bisa diraih
*
Membina para spesialis software engineer kita untuk menjadi seorang versatilist, karena Gartner Group memperkirakan dalam laporan khususnya bahwa dalam tahun 2010, pasar IT dunia akan dikuasai oleh para versatilist, yang menggerus 40% lapangan kerja spesialis
*
Yang terakhir, manfaatkan Internet sebagai alat softmarketing, personal branding dan knowledge sharing. Dengan populasi lebih dari 1 miliar pada tahun 2008 ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan masuk, bersentuhan dengan Internet dan secara tidak sadar Internet membentuk kultur dan behavior baru dalam kehidupan sehari hari. Sekali lagi tidak ada satu media massapun yang akan bisa menandingi oplah media bernama Internet ini.

Lima poin diatas seperti biasa, saya jelaskan, uraikan dan argumentasikan kepada audiense secara riil dengan mengambil contoh apa yang saya lakukan saat ini baik dalam kerangka bisnis, education dan social-networking. Materi dan screenshoot lengkap silakan dipelajari dari materi saya di bawah.

Download materi lengkap: romi-softwareengineer-pdiilipi-19juni2008.pdf

Selamat berdjoeang wahai para software engineer Indonesia, giliran anda sudah datang



Sebuah materi diskusi yang digarap mas Romi ini memang menarik tuk dikaji, sebuah trobosan dan kemungkinan baru untuk menambahkan bisnis di dunia IT dan software Engineering sebagai komoditi utama mengalahkan Sumber daya Alam kita yang dari dulu emang sudah salah managemen mengolahnya.

Nanti kita akan kaji lebih dalam pembahasan di atas, kita cari dulu sumbernya apa, kata siapa, di jurnal apa, dan semalem berbuat apa.... (hahaha.. maaf pak minjem istilahnya). Tapi sekarang sudah saat nya istirahat dulu... mata mulai ngantuk.
kita lanjutkan besok, maaf...

Label: